Senin, 22 Maret 2010

Jawaban Kreatif Diperoleh dengan Kemampuan Otak Kanan

Penelitian yang dilakukan selama beberapa dasawarsa terakhir memperlihatkan perihal apa yang disebut teori dominansi otak. Temuan itu menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak-kiri dan kanan-cenderung berspesialisasi dan melakukan fungsi-fungsi yang berbeda, mengolah jenis-jenis informasi yang berbeda, dan mengatasi jenis masalah yang berbeda.
Otak belahan kiri melakukan bagian yang lebih logis (verbal), belahan kanan adalah bagian yang lebih intuitif dan kreatif. Belahan kiri berkaitan dengan kata, belahan kanan dengan gambar; belahan kiri dengan pembagian dan hal-hal spesifik, belahan kanan keseluruhan dan hubungan antar bagian. Belahan kiri dengan analisa, yang berarti menguraikan.
Selain itu, otak belahan kanan bekerja sintesis, yang berarti menyatukan. Otak kiri bekerja secara runtut; otak belahan kanan berpikir serentak dan menyeluruh. Sementara belahan kiri terikat oleh waktu dan belahan otak kanan bebas waktu. Meski demikian dominasi salah satu sisi pada diri seseorang kerap kali terjadi.
Idealnya adalah kita mampu mengolah dan mengembangkan kemampuan antara otak dan kiri. Antara kedua otak itu memiliki perlintasan yang baik sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinya. Hingga kini, kita hidup dalam sebuah dunia yang terutama didominasi oleh otak kiri, di mana kata-kata dan ukuran dan logika berkuasa, dan aspek yang lebih kreatif, intuitif, perasaan, artistik dari sifat kita sering dinomorduakan. Banyak dari kita merasa lebih sulit untuk menyadap kapasitas otak kanan kita. Seharusnya kita sadar sehingga bisa menggunakan pikiran kita untuk memenuhi kebutuhan spesifik dengan cara yang lebih efektif.
Meluaskan Perspektif
Karena kita terlalu didominasi oleh otak kira ada baiknya kita berupaya menyadap kemampuan otak kanan. Bisa dilakukan dengan memperluas persepsi kita pada suatu masalah yang dihadapi. Ketika kita terlempar keluar dari lingkungan dan pola pikir otak kiri dan masuk kedalam otak kanan melalui pengalaman yang luar biasa. Penyakit parah, kebangkrutan atau kemalangan yang besar hingga kita mundur jauh ke belakang atau pengalaman yang lebih tragis kita-seolah-olah pikiran kita sendiri tidak berfungsi. "Saya sudah tidak mampu berpikir".
Pada situasi tragis semacam itu, kita dihadapkan oleh situasi ketidakmentuan, keraguan dan skeptis terhadap kehidupan itu sendiri hingga muncul pertanyaan sederhana namun sangat penting, "Apa sebenarnya tujuan hidup ini?". "Mengapa harus saya kerjakan pekerjaan ini?" Saat inilah, otak kanan kita mulai berupaya memainkan peran, yang memperluas, sintesis dan secara kreatif berupaya mencari jawaban-jawaban baru secara kreatif pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar